Sabtu, 09 Mei 2020

MATERI PUISI


MATERI PUISI


A.    PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah karya sastra berisi ungkapan perasaan penyair yang mengandung banyak makna yang terikat diksi, rima, irama, larik, dan bait. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.

B.    UNSUR PUISI
Puisi mempunyai dua unsur, yaitu unsur batin dan fisik.
Unsur Batin
Unsur Fisik
1. Tema
1. Diksi
2. Suasana/ Rasa
2. Imaji
3. Nada
3. Majas
4, Amanat/ Makna
4. Kata Kongkret/ Lambang

5. Rima/ Irama

6. Tipografi

Keterangan:
1.   Tema (sense) yaitu makna/ isi yang tersirat yang ingin disampikan penulis kepada pembaca/ pendengar. Maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2.   Suasana/ Rasa (feeling) yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
3.   Nada (tone) yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-lain.
4.   Amanat (Intention) yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca
5.   Diksi adalah pemilihat kata yang digunakan oleh sang penyair di dalam puisinya. Pemilihan kata dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian makna, irama, nada, dan estetika (keindahan bahasa).
6.   Imaji/ citraan yaitu kata-kata yang memiliki makna penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, pendengaran, perabaan/ perasaan, penciuman dan pergerakan. Penggunaan imaji bertujuan agar pembaca maupun pendengar dapat berimajinasi atau membayangkan bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
7.   Majas yaitu bahasa figuratif seolah olah menghidupkan  dan menimbulkan makna konotasi/ kiasan. Majas dalam puisi seperti majas asosiasi, metafora, simile, paradoks dan personifikasi, paralelisme, dan lain-lain.
8.   Kata konkret/ lambang adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya makna kiasan. Misalnya kata konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup. Kata “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan.
9.   Irama/ Rima yaitu persamaan bunyi di awal, tengah maupun akhir larik dalam bait puisi.
10.  Tipografi yaitu bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata di tepi kiri, tengah atau kanan, dan tidak memiliki pengaturan jumlah baris atau bait.

C.    JENIS-JENIS PUISI 
Puisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru.
1)      Puisi Lama
Puisi lama memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.
a.    Nama pengarang puisi biasanya tidak diketahui.
b.   Terikat berbagai peraturan seperti rima, irama, baris dan bait.
c.    Disebut sastra lisan karena penyampaiannya dari mulut ke mulut.
d.   Berisi tentang kerajaan dan fantastis.
e.  Majas yang digunakan tetap dan klise

Selain itu, puisi lama terdapat beberapa jenis-jenis di antaranya sebagai berikut.
a.    Pantun merupakan puisi lama yang bersajak a-b-a-b. Dalam setiap baitnya terdiri dari 4 baris. Tiap barisnya terdiri dari 8-12 suku kata. Baris 1-2 berisi sampiran. Sedangkan baris 3-4 berisi isi.
b.   Syair merupakan karya sastra lama yang berasal dari arab. Tiap baitnya berisi 4 baris. Sajaknya adalah a-a-a-a. Syair biasanya berisi tentang nasihat atau cerita.
c.    Mantra merupakan suatu ucapan-ucapan yang dinilai memiliki kekuatan gaib.
d.   Talibun merupakan pantun genap yang di setiap baitnya terdiri dari 6,8 atau 10 baris.
e. Seloka merupakan puisi Melayu klasik yang berisi perumpamaan ataupun pepatah yang mengandung sindiran, ejekan dan senda gurau. Biasanya seloka biasanya ditulis dalam 4 baris. Namun, ada juga yang menulis lebih dari 4 baris.
f. Gurindam adalah puisi lama yang tiap baitnya berisi 2 baris. Biasanya, bersajak a-a-a-a. Gurindam kebanyakan berisi tentang nasihat.
g.   Karmina merupakan puisi lama yang berbentuk pantun kilat karena isinya sangat pendek.

2) Puisi Baru
Puisi baru memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.
a. Nama pengarang puisi banyak diketahui.
b. Tidak terikat peraturan seperti rima, irama, baris dan bait.
c. Penyampaiannya melalui lisan serta tulisan.
d. Berisi tentang kehidupan-kehidupan.
e. Majas berubah-ubah atau dinamis.
f. Berbentuk rapi dan simetris.
g. Persajakan akhir biasanya teratur.

Selain itu, puisi baru terdapat beberapa jenis-jenis di antaranya sebagai berikut.
a. Balada merupakan puisi baru yang berisi tentang kisah atau cerita. Terdiri dari 3 bait yang      setiap bait berisi 8 baris dengan rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu rima tersebut kemudian akan berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refrain dalam bait-bait berikutnya.
b. Himne adalah puisi baru yang berisi tentang pemujaan terhadap Tuhan, tanah air dan pahlawan-pahlawan dan dianggap penting dan sakral. 
c. Romansa ialah puisi yang berisi luapan perasaan sang penyair tentang cinta kasih. Puisi ini umumnya menimbulkan efek romantisme.
d. Ode adalah puisi baru yang berisi tentang sanjungan untuk seseorang yang berjasa. Gaya dan nada dari puisi jenis ini sangat resmi. Biasanya membahas sesuatu yang mulia, bernada anggun dan bersifat menyanjung terhadap pribadi atau peristiwa tertentu.
e. Epigram. Epigram adalah puisi baru yang berisi tentang ajaran hidup dan tuntunan-tuntunan. Puisi ini juga berarti unsur pengajaran, ikhtibar, nasihat yang membawa ke jalan kebenaran dan ada unsur teladannya.
f. Satire merupakan puisi baru yang berisi kritik dan sindiran-sindiran yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu.
g. Alegi sendiri adalah puisi yang berisi kesedihan dan berupa tangisan ataupun ratapan. Puisi ini biasanya mengungkapkan suatu rasa duka dan keluh kesah karena kematian atau kepergian dari seseorang.


D.    PROSEDUR MEMBUAT PUISI
1.   Tentukan Tema atau Judul
Dalam menentukan tema, pilihlah tema yang menarik dan sesuai dengan topik yang diinginkan atau berkembang di masyarakat. Jika sudah menentukan tema, kemudian tentukan judulnya. Kunci memilih judul adalah jangan keluar dari tema yang Anda pilih. Judul jangan terlalu panjang, namun mewakili puisi yang akan Anda sampaikan.
2.   Menentukan Kata Kunci
Setelah sudah menentukan tema dan judul, langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci akan dikembangkan menjadi kalimat. Misalnya satu kata kunci yang digunakan untuk satu larik, atau satu kata kunci untuk membuat satu bait.
3.   Menggunakan Majas (Gaya Bahasa)
Gaya bahasa akan memperindah puisi itu sendiri. Anda bisa menggunakan berbagai macam majas agar pembaca, atau pendengar tidak bosan membacanya. Namun, harus digarisbawahi jika penempatan diksi, atau gaya bahasa yang tidak tepat akan mengurangi bahkan menghilangkan makna dari isi yang terkandung di dalamnya.
4.   Kembangkan Puisi Semenarik Mungkin
Selanjutnya mengembangkan kata kunci menjadi kalimat-kalimat indah yang mewakili perasaan Anda. Pilihlah kata yang padat dan sarat makna di dalamnya. Tiga hal yang berkaitan dengan kata dan larik dalam puisi, yaitu: Kata adalah satuan rangkaian bunyi yang ritmis, indah dan merdu. Makna kata yang mengandung banyak tafsir. Mengandung imajinasi mendalam tentang hal yang dibicarakan.

E.    UNSUR MEMBACA PUISI
1.   Ekspresi, mimik muka dan penjiwaan puisi.
2.   Artikulasi atau kejelasan dan ketepatan pelafalan kata.
3.   Irama panjang pendek, tinggi rendah, keras lembutnya suara.
4.   Intonasi atau penekanan tinggi rendah kata.
5.   Kinesik atau gerakan tubuh yang sesuai dengan puisi yang dibawakan.


  CONTOH TEKS RAGAM BAHASA   1.       Teks 1 Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat...