Kamis, 24 November 2022

Artikel Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja

 

Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja

Oleh

Alfina Ayu Rachmawati




 Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas.  Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional  yang ditunjukkan dengan gejala-gejala  depresi  dan  kecemasan  untuk  usia  15  tahun  ke  atas  mencapai  sekitar  6,1%  dari  jumlah  penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

 Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.

 Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing – masing individu berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian diri untuk terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas telah menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau.

 Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan 31,5% dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik bisa menjadi indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah kurangnya pemahaman akan kesehatan mental. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan  orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban mental.

 Sumber:

https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/

 

 

ARTIKEL PENDIDIKAN KARAKTER

 

PENDIDIKAN KARAKTER


 


  Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

 

  Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

 

  Orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak karena keluarga merupakan penyelenggara pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya.Orang tua juga turut berperan dalam perkembangan karakter anak di sekolah.Ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan seperti, memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan siswa yang sudah disiapkan pihak sekolah, aktif mengikuti kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan-pertemuan antara orang tua dengan wali kelas dan guru-guru kelas. Di era Digital saat ini anak-anak usia sekolah dasar tidak bisa lepas dari gadget bahkan menjadi sebuah kebutuhan. Gadget bagi mereka adalah teman setia. Kondisi seperti itu, orang tua perlu memperkenalkan kepada anak-anak mengenai situs pendidikan bila menggunakan gadget, seperti video-video animasi yang mengedukasi, sehingga anak tidak mudah bosan, atau games pendidikan yang mengasah kemampuan kognitif, video tata cara sholat, dan program-program belajar lainnya yang penting untuk diingat. Orang tua juga berperan mengawasi dan membatasi anak-anak dalam menggunakan ponsel, atur waktu kapan ia harus mengerjakan tugas sekolahnya, bersosialisasi dengan teman, bersosialisasi tengan keluarga, dan menggunakan ponsel atau gadget.

   Guru mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Guru dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya, seperti menyampaikan berbagai kutipan yang berupa katakata mutiara atau peribahasa yang berkaitan dengan karakter, cerita pendek, diskusi kelompok, membuat karangan pendek dan sebagainya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para guru untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan.

   Sekolah bersama komite sekolah dan masyarakat secara bersama-sama menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung terwujudnya pembudayaan dan penanaman karakter yang baik bagi seluruh warga sekolah kegiatan yang dapat dilakukan antara lain seperti, melakukan gotong royong membersihkan tempat-tempat umum seperti masjid, sungai, dan lainnya. Masyarakat juga memainkan peran tak kalah pentingnya sebagai contoh atau model yang dapat menjadi pendorong keberhasilan para siswa dalam menerapkan nilai norma, dan kebiasaan-kebiasaan karakter yang baik.

   Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosialemosional.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia.

 Sumber :

https://www.kompasiana.com/tag/pendidikan-karakter

https://www.kompasiana.com/nengristaindriani/552045b9813311612c9dfca0/artikel-tentang-pendidikan-karakter

MENYAJIKAN LAPORAN HASIL ANALISIS JENIS-JENIS KLAUSA DALAM TEKS ILMIAH

 

MENYAJIKAN LAPORAN HASIL ANALISIS JENIS-JENIS KLAUSA DALAM TEKS ILMIAH





1.       Pengertian Menulis

Sobari (2012) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu aktifitas produktif yang melibatkan emosional dan logika untuk menyampaikan pesan/informasi yang berupa ide, gagasan dan perasaan dengan menggunakan lambang-lambang yang telah disepakati kepada para pembacanya.

Fitriyani (2016) menjelaskan bahwa menulis merupakan rangkaian aktivitas yang bersifat non lisan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa secara tidak langsung. Pada dasarnya keterampilan menulis merupakan alat komunikasi tanpa tatap muka yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif. Keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah dasar memiliki peranan yang penting bagi siswa. Dalam kehidupan sehari-hari, menulis merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Di sekolah, keterampilan menulis diperlukan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran seperti mencatat, menyalin, menyusun laporan pengamatan, dan sebagainya. Jadi Dapat disimpulkan menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan atau informasi ke dalam bentuk catatan dengan aksara, lambang, dan simbol secara sistematis yang mudah dipahami orang lain.

Dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu 1) penulis sebagai penyampai/ pemberi informasi; 2) pesan atau isi tulisan; 3) saluran atau media berupa tulisan; dan 4) pembaca sebagai penerima pesan/ informasi. Oleh karena itu, sebuah komunikasi tertulis tidak akan terjadi apabila salah satu unsur tersebut tidak ada.

                Rahmanto dalam Sobari (2012)  mengutarakan beberapa tujuan menulis, diantaranya:

a.  Menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mengetahuinya.

b.  Menyakinkan pembaca bahwa sesuatu itu begitu keadaannya sehingga pembaca paham dan meyakininya.

c.  Mempengaruhi pembaca dalam penerimaan atau penanggapan terhadap sesuatu hal.

d.  Mengungkap

 

2.       Tahapan Kegiatan Menulis

Tahapan menulis harus kita pahami agar kita tidak terikat oleh kaidah-kaidah yang tidak terlalu penting yang akan membelenggu kebebasan kita untuk berekspresi dalam menulis. Selain itu, pemahaman terhadap tahapan menulis akan mempermudah aktifitas kita ketika menulis. Menurut Suparno, ( 2007: 15), ada tiga fase/ tahapan menulis sebagai berikut.

a.   Tahap prapenulisan, yang meliputi : a) menentukan topik; b) menentukan maksud dan tujuan penulisan; c) memperhatikan sasaran penulisan; d) mengumpulkan informasi pendukung; e) mengorganisasikan ide dan informasi; dan f) membuat kerangka karangan

b.   Tahap Penulisan, mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat menjadi suatu karangan yang utuh dalam bentuk buram (draft) pertama karangan.

c.   Tahap Pascapenulisan, penghalusan, dan penyempurnaan draft, yang terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi) sehingga terbentuk suatu karangan yang utuh dan sesuai dengan kaidah karang mengarang.

 

3.       Langkah-Langkah dalam Membuat Laporan secara Umum

a.   Pertama, kita harus menentukan masalah yang akan dilaporkan. Masalah itu tentunya kita dapat dari pengamatan yang sudah kita lakukan saat kegiatan berlangsung. Selain itu, kita juga dapat menangkap sebuah masalah dari apa saja yang tengah diamati dan berkaitan dengan kegiatan tersebut.

b.   Setelah menemukan masalahnya. Kita perlu mengumpulkan bahan untuk laporan yang merupakan data dan fakta.

c.   Selanjutnya, kita lanjut dengan mengklasifikasi data yang sudah kita dapat.

d.   Lalu mengevaluasi dan mengolah data tersebut.

e.   Kemudian memasukkan data yang telah diolah ke dalam laporan dengan membuat struktur atau kerangka laporan terlebih dahulu.

 

Kamis, 10 November 2022

Laporan

 LAPORAN


1.   Pengertian Laporan

Secara sederhana, laporan adalah bentuk penyampaian informasi yang berisi fakta mengenai suatu hal, baik secara lisan maupun tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan juga bisa bermacam-macam isinya, tergantung kebutuhan. Mulai dari informasi berita, keterangan, pemberitahuan, hingga pertanggungjawaban. Fakta yang disajikan dalam laporan pun tentunya berdasarkan keadaan objektif yang telah dialami sendiri oleh orang yang bertugas membuat laporan. Terutama saat ia melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan.

Sobari (2012) menjelaskan bahwa laporan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis dan pernyataan formal tentang hasil penelitian atau hal apa saja yang memerlukan informasi pasti yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan atau diharuskan. Harjono (2018) menjelaskan bahwa laporan yang baik menuntut kepakaran dalam menulis. Salah satu kepakaran yang harus dimiliki oleh penulis adalah kemahiran dalam mengungkapkan gagasan secara tepat dan akurat melalui bahasa yang efektif. Artinya, gagasan yang dituangkan dalam laporan harus dapat dimengerti oleh pembaca secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya.

Selain itu, laporan merupakan suatu sarana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan dapat berbentuk secara lisan dan tertulis. Laporan ilmiah merupakan sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dalan suatu kesempatan.


2.   Jenis-jenis Laporan

a.   Jenis Laporan berdasarkan waktu

1)   Laporan berkala adalah laporan yang dibuat secara periodik atau rutin dalam jangka waktu tertentu (laporan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).

2)      Laporan insidental adalah laporan yang dibuat apabila diperlukan.

b.   Jenis Laporan berdasarkan bentuk

1)      Laporan berbentuk surat adalah laporan yang dibuat secara tertulis dalam bentuk surat, isinya antara satu sampai empat halaman.

2)  Laporan berbentuk naskah adalah laporan disampaikan dalam bentuk naskah, baik naskah pendek maupun panjang.

3)   Laporan berbentuk memo adalah laporan yang ditulis menggunakan memo. Umumnya isi laporan pendek.

c.   Jenis Laporan berdasarkan penyampaian

1)      Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan secara langsung

2)      Laporan tertulis adalah laporan yang dibuat dalam bentuk tulisan (rangkaian kalimat dan angka).

3)    Laporan visual adalah laporan yang disampaikan melalui penglihatan atau media lainnya seperti presentasi.

d.   Jenis Laporan berdasarkan sifat

1)  Laporan biasa adalah laporan yang isinya bersifat biasa dan tidak rahasia, sehingga jika laporan terbaca orang lain tidak menimbulkan dampak negatif

2)   Laporan penting adalah laporan yang isinya bersifat penting dan rahasia, sehingga hanya orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya.

e.   Jenis Laporan berdasarkan isinya

1)     Laporan informatif adalah laporan yang isinya hanya berisi informasi saja

2)  Laporan rekomendasi adalah laporan yang isinya bersifat penilaian sekilas tanpa adanya pembahasan lebih lanjut

3)      Laporan analisa adalah laporan yang isinya berupa hasil analisa secara mendalam

4)    Laporan kelayakan adalah laporan yang isinya berisi tentang hasil penentuan kelayakan atau pemilihan mana yang terbaik

5)    Laporan pertanggungjawaban adalah laporan yang berisi pertanggungjawaban tugas seseorang atau kelompok kepada atasan yang memberi tugas tersebut.

  3.   Sistematika Laporan

Sistematika laporan berdasarkan bentuknya:

1)  Bentuk Populer

Bentuk ini lazim digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan, dan disukai karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Bentuknya manasuka dan pada umumnya dijumpai di media massa cetak maupun elektronik. Adapun cara penyajiannya meliputi; (1) Pendahuluan, (2) Inti atau Isi, dan (3) Penutup.

a.   Pendahuluan, bagian ini menguraikan hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan memberikan acuan terhadap permasalahan yang dibahas, misalnya menonjolkan hal-hal kontroversial atau belum tuntas dalam permbahasan permasalahan terkait dalam artikel-artikel atau naskah lain yang telah dipublikasikan.

b.   Inti atau Isi, isi bagian ini sangat bervariasi, berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Kupasan yang argumentatif, analitik, dan kritis serta sistematika yang runtut dan logis serta berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Isi bagian ini jangan terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif seperti halnya diktat atau laporan.

c.   Penutup, penutup biasanya berisi tentang kesimpulan atau penegasan penulis atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya atau menampilkan segala yang telah dibahas terdahulu secara ringkas.

2)  Bentuk Semiformal

Bentuk ini lazim digunakan dalam laporan buku, wawancara, diskusi, dan laporan kunjungan. Secara garis besar, struktur karya ilmiah semiformal terdiri atas:

a)      halaman judul,

b)      kata pengantar,

c)      daftar isi,

d)      pendahuluan,

e)      pembahasan,

f)       simpulan,

g)      daftar pustaka.

 

3)  Bentuk Formal

Laporan bentuk ini disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, yakni meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Judul

b) Halaman pengesahan

c) Kata pengantar

d) Abstrak

e) Daftar isi

f) Bab pendahuluan

g) Bab telaah kepustakaan atau kerangka teoritis

h) Bab metode penelitian

i) Bab pembahasan hasil penelitian

j) Bab simpulan dan rekomendasi

k) Daftar Pustaka

l) Lampiran-lampiran

m) Riwayat Hidup


  CONTOH TEKS RAGAM BAHASA   1.       Teks 1 Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat...