Senin, 18 Maret 2019

CONTOH TEKS RESENSI : Resensi Novel 5 Cm



Resensi Novel 5 Cm

Judul Buku                              : 5 cm
Pengarang                               : Donny Dhirgantoro
Penerbit                                   : PT. Grasindo
Editor                                      : A. Ariobimo Nusantara
Desain Sampul & Ilustrasi      : Bayu Abdinegoro
Tahun Terbit                            : 2007
Tempat Terbit                          : Jakarta
Tebal Buku                              : 381 halaman
Ukuran Buku                          : 21cm x 14cm
ISBN                                       : 9797591514
Harga Buku                             : Rp 60.000,-
         
       Donny Dhirgantoro adalah orang biasa yang terus berjuang untuk impiannya menjadi seorang penulis. Pada tahun 2008 memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya di sebuah Bank Swasta dan menjadi penulis, pilihan pekerjaan yang masih harus dia perjuangkan hingga sekarang. Laki-laki hitam berbadan besar dan berwajah marini ini sebenarnya tidak ada tampang, bakat atau berasal dari keturunan penulis. Kelebihan dan kekurangan yang dia syukuri adalah dia suka terlalu sensitive. Profesinya sebagai penulis telah membawanya keliling kampus, toko buku dan acara-acara buku, hampir di seluruh Indonesia. Dalam novel “5 cm” ini adalah cerita pengalaman pribadinya bersama sahabat-sahabatnya mendaki puncak Mahameru, yang dia tuangkan kedalam tulisan.
       Novel ini menceritakan persahabatan antara lima orang yang terjalin lebih dari tujuh tahun. Dalam persahabatan itu terdiri dari Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta. Arial adalah sosok paling ganteng diantara cowok-cowok lainnya, selalu berpenampilan rapi, jarang nyela, jarang bercanda, tapi kalo ketawa paling keras. Riani pakai kacamata, cantik dan cerdas, suka agak-agak serius di tongkrongan tapi kadang kocak kalo lagi serius dan membuat teman-teman yang tadinya begong menjadi ketawa. Zafran adalah seorang penyair yang selalu bimbang, Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, agak saklek tapi kocak karena kalau sudah ketemu sama Riani, kayanya bisa bikin orang bingung apa yang lagi mereka obrolin. Ian adalah penggila bola, bahkan kalau sudah main Championship Manager maka hardisk komputernya bsia teriak-teriak soalnya bisa sampai tiga hari komputer lembur. Genta (The Leader) adalah fans berat Riani, Genta paling suka berfilosofih sendirian, suka ngutip kata-kata bagus, Genta adalah orang yang mementingkan oranglain daripada dirinya sediri.
    Mereka berlima membuat kesepakatan untuk tidak berkomunikasi selama 3 bulan setelah menemukan kejenuhan di antara mereka dan merasa harus keluar dari zona aman mereka dan bertemu pada tanggal 14 Agustus. Kesepakatan itu berakhir dengan mendaki Gunung Mahameru. Mereka sampai pada puncak Gunung Mahameru pada saat hari Kemerdekaan bangsa tercinta, Indonesia. Dengan keajaiban dan mimpi-mimpi akhirnya mereka dapat mencapai puncak tertinggi gunung di pulau Jawa itu. Tak sedikit perjuangan yang mereka hadapi untuk mencapai puncak tertinggi tetapi mereka telah menggantungkan mimpi-mimpi itu pada prinsip 5 centimeter. “Kamu taruh mimpi di depan kening, jangan menempel dan biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi, dia tidak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari dan percaya bahwa kamu bisa.”
Tema yang tersirat dalam novel ini adalah tentang persahabatan anak muda yang mempunyai kekuatan dan keyakinan akan suatu hal. Uniknya lagi, cerita ini dikombinasikan dengan kisah percintaan. Pada bagian alur, novel ini menggunakan alur campuran. Kemudian tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini, yaitu Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Latar yang ditampilakn dalam novel ini lebih banyak di Gunung Mahameru yang terletak di Jawa Timur. Dalam novel ini, sudut pandang yang digunakkan penulis adalah orang ketiga serba tahu, di mana penulis bertindak sebagai sutradara yang mengetahui segala perasaan maupun konflik batin yang dialami para tokoh. Amanat yang ingin disampaikan pengarang, yaitu terimalah apa yang menjadi kekurangan dari sahabat kita karena tidak semua orang yang mempunyai kelebihan semata. Kelebihan tersebut pasti selalu didampingi dengan kekurangan. Tinggal bagaimana kita menyikapi hal tersebut
Novel ini mempunyai banyak kelebihan, seperti ceritanya menarik, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan terdapat kalimat yang mengundang tawa sehingga tidak menimbulkan kesan monoton untuk pembaca. Ditambah lagi dengan penggambaran setting waktu dan tempat yang sangat detail tetapi tidak berlebihan seakan membuat seolah kita ikut terlibat di dalamnya, seperti perjalanan mereka dari Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak Mahameru.
Novel ini juga mampu menghipnotis para pembacanya sehingga para pembaca dapat ikut merasakan tentang kekuatan serta keajaiban mimpi dan keyakinan sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata. Selain itu, novel ini disajikan dengan lelucon-lelucon yang bisa membuat pembaca menjadi tertawa terbahak-bahak. Kehebatan Donny Dhirgantoro dalam mengarang cerita akan terlihat dengan novel ini.
Akan tetapi,  dari segala kelebihannya novel ini mempunyai kekurangan seperti terdapatnya lirik lagu yang tidak semua pembaca mengetahuinya sehingga menimbulkan efek untuk malas membaca pada bagian tersebut. Elain itu, novel ini disajikan dengan dialog-dialog yang ancur dan gila-gilaan khas anak muda yang membuat sebagian orang merasa dialog tersebut kurang sopan.
Kelemahan yang lain dari novel ini, yaitu akhir cerita terlalu naif. Meskipun akhir cerita berakhir dengan happy ending, tetapi masih sedikit menggantung dan terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya. Hal tersebut membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.
Dengan mengesampingkan kekurangan tersebut, novel “5 cm” benar-benar novel yang cocok bagi pelajar zaman sekarang, karena novel ini mengajarkan kita tentang persahabatan yang erat dan kekuatan kerja keras. Novel ini mengingatkan kita tidak perlu bukti dan hitungan, serta rumus-rumus yang rumit untuk membuktikan kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan. Selain itu, buku ini juga mengajarkan tentang bagaimana cara mewujudkan mimpi yang kita punya.

Sumber :

RESENSI : Pengertian, Sistematika, Kebahasaan


Resensi

A.  Pengertian Resensi
Resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau juga revidere yang artinya mengulas kembali, menimbang, atau menilai. Resensi adalah kegiatan menilai kelebihan dan kekurangan suatu karya. Resensi juga dapat diartikan  kegiatan menilai, membahas, mengkritik atau mengungkapkan kembali isi yang ada didalam sebuha karya dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya. Karya adalah hasil buatan atau ciptaan dari seseorang. Karya yang dapat diresensi, seperti buku, film, drama, lukisan, atau patung.
Tujuan umum resensi adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dan memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya apakah layak dibaca/ dinikmati atau tidak. Hal-hal yang menjadi sasaran penilaian yaitu, isi, tampilan, unsur-unsur, bahasa, manfaat dan lain-lain.

B.  Karakteristik/ Ciri-ciri Resensi
1.  Berisi penilaian/ ulasan suatu karya berdasarkan sudut padang penulis resensi.
2.  Terdapat kelebihan dan kekurangan suatu karya.
3.   Menggunakan bahasa baku/ resmi (Bahasa Indonesia).
4.   Bersifat kritis, faktual, dan objektif.

C.   Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.  Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.    Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.

3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. 
Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku. Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
D.  Manfaat Resensi
1.   Bahan Pertimbangan (Bagi pembaca resensi)
Memberikan gambaran kepada para pembaca tentang suatu karya dan mempengaruhi mereka atas karya tersebut.
2.    Sarana Promosi Buku (Bagi penulis buku)
     Buku yang diresensikan adalah buku baru yang belum pernah diresensi. Dengan demikian, resensi merupakan media untuk mempromosikan buku baru tersebut.
3.  Nilai Ekonomis (Bagi penulis resensi)
 Mendapatkan uang atau imbalan serta buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit buku apabila resensinya dimuat di koran atau majalah.
4.    Pengembangan Kreativitas (Bagi penulis resensi)
Semakin sering menulis, maka semakin terasah kebiasaan menulis untuk setiap individu.

E.  Struktur/ Sistematika Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat sistematika yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa sistematika resensi buku yang harus ada dalam pembuatannya.
No.
Buku Fiksi
Buku Nonfiksi
1.
Judul resensi
Judul resensi
2.
Identitas buku
Identitas buku
3.
Kepengarangan
Kepengarangan
4.
Sinopsis
Ikhtisar
5.
Unsur intrinsik
-
6.
Kelebihan
Kelebihan
7.
Kekurangan
Kekurangan
8.
Kesimpulan
Kesimpulan

Keterangan :
1.    Judul Resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2.    Identitas Data Buku
a.    Judul buku;
b.    Pengarang;
c.    Penerbit;
d.   Tahun terbit beserta cetakannya;
e.    Dimensi buku;
f.     Harga buku;
3.    Kepengarangan
Biografi singkat dari penulis buku.
4.    Sinopsis/ Ikhtisar Buku
Ringkasan dari isi buku yang diresensi
5.    Unsur Intriksik
Penjelasan tentang unsur intrinsik seperti tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, amanat.
6.    Kelebihan
Penilaian kelebihan hal-hal yang ada dalam karya seperti, isi, tampilan, bahasa, unsur-unsur, manfaat, dan lain-lain.
7.    Kekurangan
Penilaian kekurangan hal-hal yang ada dalam karya seperti, isi, tampilan, bahasa, unsur-unsur, manfaat, dan lain-lain.
8.    Kesimpulan
Penutup biasanya berisi alasan/ saran mengapa buku tersebut layak untuk dibaca atau tidak.

F.   Kebahasaan Teks Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat kebahasaan yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa kebahasan resensi buku yang harus ada dalam pembuatannya
1.      Konjungsi penerang, contoh : yakni, bahwa, yaitu.
2.      Konjungsi temporal, contoh : kemudian, lalu, ketika, sesudah, sebelum, selanjutnya, berikutnya, setelah itu.
3.      Konjungsi kausal, contoh : sebab, karena, akibat, sehingga
4.      Preposisi, contoh : di, ke, dari, pada, kepada, sejak, sambil
5.      Kata persuasif/ saran, contoh : seharusnya, hendaknya, sebaiknya,
6.      Kata serapan, contoh : tim, supermarket, foto, kopi, dan lain lain

G. Langkah-langkah Menulis Resensi
Berikut adalah langkah-langkah dalam meresensi sebuah buku :
1.      Menentukan jenis buku yang akan diresensi, diupayakan buku terbaru.
2.      Membaca buku secara keseluruhan dan memahami isi buku secara.
3.      Menandai atau membuat catatan singkat mengenai bagian-bagian penting dalam buku tersebut untuk dijadikan data.
4.      Membuat judul resensi yang menarik perhatian pembaca.
5.      Menuliskan identitas buku secara lengkap; judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan dan tebal halaman buku.
6.      Menuliskan ulasan singkat mengenai keunggulan buku dan kelemahan buku.
7.      Menuliskan penutup yang berisi alasan mengapa buku ini penting dibaca.


Sumber :
Kemendikbud.2017. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK.. Edisi Revisi Jakarta: Kemendikbud.



  CONTOH TEKS RAGAM BAHASA   1.       Teks 1 Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat...