Selasa, 23 Januari 2024

 

CONTOH TEKS RAGAM BAHASA

 

1.      Teks 1

Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat dan nikmat yang diberikan kepada kita sehingga bisa berkumpul di acara ini dalam keadaan sehat. Hadirin yang saya hormati, pidato yang akan saya sampaikan kali ini tentang menjaga

Selamat pagi, hadirin.

kebersihan. Tuhan sangat mencintai orang yang bersih dan suka membersihkan sesuatu yang ada padanya. Jadi, marilah kita mulai menjaga kebersihan demi terciptanya keselamatan dan kebaikan, baik untuk diri kita maupun orang lain!

Hadirin, jika menjaga kebersihan lalu ditiru oleh orang-orang di dekat maka kita pun akan mendapat manfaatnya. Oleh karenanya, ajarkan sedini mungkin terhadap anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan! Harapannya agar kelak orang-orang di dekat kita selalu sehat, cerdas, dan suka berbuat kebaikan.

Hadirin yang berbahagia, demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan. Mudah- mudahan yang sudah saya sampaikan bermanfaat dan dapat dilaksanakan. Mohon maaf apabila dalam menyampaikan terdapat banyak kesalahan. Terima kasih atas perhatian hadirin.

Sumber: infokekinian.com dengan perubahan.

 

 

 

Nama Teks

Ragam Bahasa

(Topik)

Ragam Bahasa

(Media)

Ragam Bahasa

(Penutur – Mitra Tutur)

 

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

 

 

Alasan:

 

 

2.      Teks 2

Turnamen-turnamen internasional lainnya. Ajang ini hanya dilaksanakan empat tahun sekali. Otomatis ketegangan, keinginan menjadi juara, dan targetnya pasti lebih berat. Dua wakil tunggal putra badminton Indonesia, yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, serta para wakil Indonesia lainnya di semua nomor harus berada dalam kondisi puncak dari segi fisik, teknik, maupun mental.

Olimpiade kali ini berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, yaitu dalam kondisi pandemi dan tidak banyak pertandingan. Jadi, sulit untuk memprediksi perkembangan lawan. Jika melihat hasil undian grup, seharusnya Jojo atau Ginting tidak akan menemukan kesulitan menghadapi lawan-lawannya. Peringkat mereka jauh di atas lawan-lawannya. Tantangan sebenarnya ada setelah itu. Para top seed siap menanti.

Sumber: jawapos.com/opini dengan perubahan

 

Nama Teks

Ragam Bahasa

(Topik)

Ragam Bahasa

(Media)

Ragam Bahasa

(Penutur – Mitra Tutur)

 

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

 

 

Alasan:

 

 

3.      Teks 3

Ada dua anak perempuan usia sembilan dan lima belas tahun di atas kereta kuda. Mereka memperhatikan para kuli yang beringsut membawa beban di belakang kereta yang terus melaju. Yang paling kecil dari gadis itu mendongak. Berbicara pada pemimpin rombongan, yang menilik dari wajahya, pastilah Ayah mereka.

"Kenapa Papa membiarkan mereka membawa barang-barang kita?" Si bungsu berkata pelan, menoleh berkali-kali ke belakang, wajahnya cemas.

"Memang itu pekerjaan mereka, Anna." Bukan Ayahnya yang menjawab, melainkan suara yang duduk di depan.

"Tapi lihatlah, Ma, mereka kurus-kurus dan ringkih. Bahkan Pak Tandi lebih besar dan gemuk dibanding mereka. Bagaimana kalau tasnya jatuh? Terguling masuk ke dalam laut." Mata si bungsu menyempit.

Ayah mereka tertawa mengulas kepala si bungsu, "Jangan kawatir, Anna. Mereka

lebih kuat dibandingkan yang terlihat. Mereka terbiasa membawa barang naik turun kapal. Tidak perlu dirisaukan. Satu yang paling kurus di antara kuli-kuli angkut, bisa membawa beban dua kali lebih banyak dibanding Pak Tandi, tukang kebun kita. Mereka juga sering membawa karung-karung barang dagangan kita."

 

Sumber: Rindu karya Tere Liye

 

Nama Teks

Ragam Bahasa

(Topik)

Ragam Bahasa

(Media)

Ragam Bahasa

(Penutur – Mitra Tutur)

 

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

Alasan :

 

 

 

 

 

 

Alasan:

 

 

 


Selasa, 09 Januari 2024

RAGAM BAHASA INDONESIA

 RAGAM BAHASA INDONESIA

A. Hakikat Ragam Bahasa

Dalam kehidupan, kita tidak terlepas dari hal yang bernama bahasa karena bahasa merupakan alat komunikasi yang efisien baik lisan maupun tulis. Melalui bahasa,manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual.
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mengalami banyak perubahan sehingga bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Dalam hal ini tidak mengurangi fungsi bahasa dalam penggunaannya sebagai alat komunikasi yang efisien.
Ragam bahasa adalah variasi/ bentuk bahasa yang berbeda-beda menurut pemakaian, yang disesuaikan dengan faktor-faktor seperti topik, media, dan hubungan antara penutur dengan mitra tutur. Ragam bahasa menunjukkan bahwa bahasa tidak bersifat monolitik atau tunggal, tetapi bersifat polifungsi atau multifungsi. Ragam bahasa juga menunjukkan adanya kreativitas dan dinamika dalam penggunaan bahasa oleh masyarakat.

B. Penyebab Timbulnya Keragaman Bahasa
Ragam bahasa timbul seiring dengan timbulnya perubahan di dalam masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluamya. Oleh karena banyaknya variasi, agar tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu, dalam hal ini disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Ada beberapa faktor sebagai penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia, yakni seperti di bawah ini,
1. Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya sehingga komunikasi bahasa daerah sangat mempengaruhi dan penggunaan Bahasa mengalami keragaman.
2. Faktor Sejarah
Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya ragam bahsa yang beraneka ragam.
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tingi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
4. Faktor Perkembangan Zaman
Perkembangan zaman dapat mempengaruhi keaneragaman Bahasa dengan munculnya Bahasa gaul. Bahasa prokem, dan sebagainya.

C. Jenis-jenis Ragam Bahasa
1. Ragam Bahasa Dilihat dari Topik Pembicaraan
a) Ragam Ilmiah/ Baku
Ragam ilmiah/ baku adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam ilmiah/ baku juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.
b) Ragam Jurnalistik/ Berita
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persuratkabaran (dunia pers = media massa celak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi), dan multimedia (internet). Ragam bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk oleh spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
ringkas.
c) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk istimewa. Dalam hal ini istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannva. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian, di samping sebagai alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan umum.
Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah. ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas – jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam Bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Macam-macam ragam bahasa dilihat dari media dibagi menjadi tiga, yaitu seperti dibawah ini
a) Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ of speech). Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Dalam hal ini dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide sang pembicara.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
1) Ragam bahasa cakapan.
2) Ragam bahasa pidato.
3) Ragam bahasa kuliah.
4) Ragam bahasa panggung.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.
1) Memerlukan kehadiran orang lain.
2) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
3) Terikat ruang dan waktu.
4) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

b) Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal di bawah ini.
1) Ragam bahasa teknis
2) Ragam bahasa undang-undang
3) Ragam bahasa catatan
4) Ragam bahasa surat

Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai berikut.
1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
2) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
3) Tidak terikat oleh ruang dan waktu.
4) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai berikut
1) Ragam Dialek
Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu (lihat Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal (lihat Sugono, 1999:11). Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat  dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi Bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.
2) Ragam Terpelajar
Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewamai penggunaan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari haliusa asing. seperti contoh berikut.
tidak terpelajar        terpelajar
pidio                        video
pilem                        film
komplek                   kompleks
pajar                         fajar
pitamin                     vitamin

3) Ragam Resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. Seperti pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan – undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
2) Menggunakan imbuhan secara lengkap.
3) Menggunakan kata ganti resmi.
4) Menggunakan kata baku.
5) Menggunakan EYD.
6) Menghindari unsur kedaerahan.

4) RagamTidak Resmi
Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebaikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya, semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13). Ragam Bahasa tidak resmi ditandai dengan digunakan dalam situasi tidak resmi dan menggunakan kalimat tidak lengkap.


Minggu, 11 Desember 2022

TEKS CERAMAH

TEKS CERAMAH

 





 

A. Pengertian Teks Ceramah

 

Ceramah merupakan kegiatan berbicara di depan khalayak umum sebagai pendengar. Tujuannya untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan. Pembicara yang membawakan ceramah umumnya adalah orang yang dianggap menguasai bidangnya dengan baik. Ceramah dapat dilakukan secara langsung maupun menggunakan sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan internet.

Teks ceramah adalah teks berisi informasi/ pengetahuan untuk disampaikan pada khalayak umum oleh pakar atau orang yang ahli di bidangnya. Isi teks ceramah biasanya berkenaan dengan informasi tentang beragam kehidupan baik ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun kesehatan. Isi tersebut dianggap sesuatu yang penting bagi pendengarnya karena dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi pendengarnya. Isi teks ceramah selalu berkaitan dengan tema ceramah yang hendak disampaikan. Misalnya, ceramah bertema kebersihan, isinya berkaitan dengan masalah kebersihan pula. Teks ceramah biasanya memiliki pesan yang bertujuan untuk memberikan nasihat, petunjuk, atau petuah secara lisan. Khalayak yang mendengarkan pun bisa siapa saja.

 

B. Struktur Teks Ceramah

1) Tesis/ Pendahuluan

Berupa pengenaan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahas.

2) Argumentasi/ Isi

Berupa argumen pembicara barkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakt/ data yang memperkuat argumen-argumen pembicara.

c. Penegasan Ulang/ Penutup

Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya atau dapat berupa saran maupun kesimpulan.

 

3. Kebahasaan Teks Ceramah

Jenis kata dan kalimat yang digunakan dalam membuat teks, apa saja itu?

a. Kata Ganti Orang Pertama

yakni saya, aku. Mungkin juga menggunakan kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan kelompok.

 

Contoh: "Pada hari ini, Alhamdulillah kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan yang sehat walafiat."

 

 

 

b. Kata Teknis

Peistilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas, seperti : vaksin, resesi, sepak bola.

 

Contoh: "Sekarang mari beralih ke bidang lain, yakni kurikulum pendidikan".

 

c. Konjungsi Kausalitas

Misalnya, sebab, karena, , akibatnya, sehingga

 

Contoh: "Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa. Hal tersebut karena kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiridi mata mereka".

 

d. Verba Mental

Kata kerja ungkapan, seperti memprihatinkan, mengagumkan, menduga, dan lain-lain.

 

Contoh: "Bapak-bapak dan Ibu-ibu,prasangka saya waktu itu bukannyatidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah".

 

e. Kata Persuasif

Kata-kata persuasif seperti hendaklah, sebaiknya, perlu, harus.

 

Contoh: "Oleh karena itu, kita seharusnya bijak dalam menggunakan teknologi. Mari kita jaga generasi muda kita agar menjadi generasi yang bersahaja".

 

 

 


Kamis, 24 November 2022

Artikel Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja

 

Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja

Oleh

Alfina Ayu Rachmawati




 Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas.  Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional  yang ditunjukkan dengan gejala-gejala  depresi  dan  kecemasan  untuk  usia  15  tahun  ke  atas  mencapai  sekitar  6,1%  dari  jumlah  penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

 Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.

 Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing – masing individu berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian diri untuk terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas telah menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau.

 Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan 31,5% dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak ditangani dengan baik bisa menjadi indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah kurangnya pemahaman akan kesehatan mental. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan  orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban mental.

 Sumber:

https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/

 

 

ARTIKEL PENDIDIKAN KARAKTER

 

PENDIDIKAN KARAKTER


 


  Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa.Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peseta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

 

  Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi Warga Negara yang lebih baik, yaitu Warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan,dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sebagai Warga Negara.Budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak disadari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut.Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat tersebut. Posisi budaya yang demikian penting dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

 

  Orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas perkembangan karakter anak karena keluarga merupakan penyelenggara pendidikan paling utama dan pertama sebelum pendidikan pendamping lainnya.Orang tua juga turut berperan dalam perkembangan karakter anak di sekolah.Ada beberapa kegiatan yang bisa orang tua lakukan seperti, memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan siswa yang sudah disiapkan pihak sekolah, aktif mengikuti kegiatan rutin atau bergilir yang dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan-pertemuan antara orang tua dengan wali kelas dan guru-guru kelas. Di era Digital saat ini anak-anak usia sekolah dasar tidak bisa lepas dari gadget bahkan menjadi sebuah kebutuhan. Gadget bagi mereka adalah teman setia. Kondisi seperti itu, orang tua perlu memperkenalkan kepada anak-anak mengenai situs pendidikan bila menggunakan gadget, seperti video-video animasi yang mengedukasi, sehingga anak tidak mudah bosan, atau games pendidikan yang mengasah kemampuan kognitif, video tata cara sholat, dan program-program belajar lainnya yang penting untuk diingat. Orang tua juga berperan mengawasi dan membatasi anak-anak dalam menggunakan ponsel, atur waktu kapan ia harus mengerjakan tugas sekolahnya, bersosialisasi dengan teman, bersosialisasi tengan keluarga, dan menggunakan ponsel atau gadget.

   Guru mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Guru dapat memilih cara-cara tertentu dalam proses pembelajarannya, seperti menyampaikan berbagai kutipan yang berupa katakata mutiara atau peribahasa yang berkaitan dengan karakter, cerita pendek, diskusi kelompok, membuat karangan pendek dan sebagainya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para guru untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan.

   Sekolah bersama komite sekolah dan masyarakat secara bersama-sama menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung terwujudnya pembudayaan dan penanaman karakter yang baik bagi seluruh warga sekolah kegiatan yang dapat dilakukan antara lain seperti, melakukan gotong royong membersihkan tempat-tempat umum seperti masjid, sungai, dan lainnya. Masyarakat juga memainkan peran tak kalah pentingnya sebagai contoh atau model yang dapat menjadi pendorong keberhasilan para siswa dalam menerapkan nilai norma, dan kebiasaan-kebiasaan karakter yang baik.

   Strategi Pendidikan Karakter yang akan dibahas adalah Strategi Pendidikan Karakter melalui Multiple Talent Aproach (Multiple Intelligent).Strategi Pendidikan Karakter ini memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan seluruh potensi anak didik yang manifestasi pengembangan potensi akan membangun Self Concept yang menunjang kesehatan mental. Konsep ini menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minat yang dimilikinya.Ada banyak cara untuk menjadi cerdas, dan cara ini biasanya ditandai dengan prestasi akademik yang diperoleh disekolahnya dan anak didik tersebut mengikuti tes intelengensia.Cara tersebut misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisik atau kemamuan motorik atau lewat cara sosialemosional.Keceradasan bagaikan sekumpulan keterampilan yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat. Melalui pengenalan Multiple Intellegence, kita dapat mempelajari kekuatan atau kelemahan anak dan dapat memberikan mereka peluang untuk belajar melalui kelebihan mereka, tujuannya adalah agar anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia.

 Sumber :

https://www.kompasiana.com/tag/pendidikan-karakter

https://www.kompasiana.com/nengristaindriani/552045b9813311612c9dfca0/artikel-tentang-pendidikan-karakter

MENYAJIKAN LAPORAN HASIL ANALISIS JENIS-JENIS KLAUSA DALAM TEKS ILMIAH

 

MENYAJIKAN LAPORAN HASIL ANALISIS JENIS-JENIS KLAUSA DALAM TEKS ILMIAH





1.       Pengertian Menulis

Sobari (2012) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu aktifitas produktif yang melibatkan emosional dan logika untuk menyampaikan pesan/informasi yang berupa ide, gagasan dan perasaan dengan menggunakan lambang-lambang yang telah disepakati kepada para pembacanya.

Fitriyani (2016) menjelaskan bahwa menulis merupakan rangkaian aktivitas yang bersifat non lisan untuk menghasilkan atau menyampaikan bahasa secara tidak langsung. Pada dasarnya keterampilan menulis merupakan alat komunikasi tanpa tatap muka yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa produktif. Keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah dasar memiliki peranan yang penting bagi siswa. Dalam kehidupan sehari-hari, menulis merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Di sekolah, keterampilan menulis diperlukan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran seperti mencatat, menyalin, menyusun laporan pengamatan, dan sebagainya. Jadi Dapat disimpulkan menulis adalah kegiatan menyampaikan gagasan atau informasi ke dalam bentuk catatan dengan aksara, lambang, dan simbol secara sistematis yang mudah dipahami orang lain.

Dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu 1) penulis sebagai penyampai/ pemberi informasi; 2) pesan atau isi tulisan; 3) saluran atau media berupa tulisan; dan 4) pembaca sebagai penerima pesan/ informasi. Oleh karena itu, sebuah komunikasi tertulis tidak akan terjadi apabila salah satu unsur tersebut tidak ada.

                Rahmanto dalam Sobari (2012)  mengutarakan beberapa tujuan menulis, diantaranya:

a.  Menjelaskan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mengetahuinya.

b.  Menyakinkan pembaca bahwa sesuatu itu begitu keadaannya sehingga pembaca paham dan meyakininya.

c.  Mempengaruhi pembaca dalam penerimaan atau penanggapan terhadap sesuatu hal.

d.  Mengungkap

 

2.       Tahapan Kegiatan Menulis

Tahapan menulis harus kita pahami agar kita tidak terikat oleh kaidah-kaidah yang tidak terlalu penting yang akan membelenggu kebebasan kita untuk berekspresi dalam menulis. Selain itu, pemahaman terhadap tahapan menulis akan mempermudah aktifitas kita ketika menulis. Menurut Suparno, ( 2007: 15), ada tiga fase/ tahapan menulis sebagai berikut.

a.   Tahap prapenulisan, yang meliputi : a) menentukan topik; b) menentukan maksud dan tujuan penulisan; c) memperhatikan sasaran penulisan; d) mengumpulkan informasi pendukung; e) mengorganisasikan ide dan informasi; dan f) membuat kerangka karangan

b.   Tahap Penulisan, mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat menjadi suatu karangan yang utuh dalam bentuk buram (draft) pertama karangan.

c.   Tahap Pascapenulisan, penghalusan, dan penyempurnaan draft, yang terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi) sehingga terbentuk suatu karangan yang utuh dan sesuai dengan kaidah karang mengarang.

 

3.       Langkah-Langkah dalam Membuat Laporan secara Umum

a.   Pertama, kita harus menentukan masalah yang akan dilaporkan. Masalah itu tentunya kita dapat dari pengamatan yang sudah kita lakukan saat kegiatan berlangsung. Selain itu, kita juga dapat menangkap sebuah masalah dari apa saja yang tengah diamati dan berkaitan dengan kegiatan tersebut.

b.   Setelah menemukan masalahnya. Kita perlu mengumpulkan bahan untuk laporan yang merupakan data dan fakta.

c.   Selanjutnya, kita lanjut dengan mengklasifikasi data yang sudah kita dapat.

d.   Lalu mengevaluasi dan mengolah data tersebut.

e.   Kemudian memasukkan data yang telah diolah ke dalam laporan dengan membuat struktur atau kerangka laporan terlebih dahulu.

 

Kamis, 10 November 2022

Laporan

 LAPORAN


1.   Pengertian Laporan

Secara sederhana, laporan adalah bentuk penyampaian informasi yang berisi fakta mengenai suatu hal, baik secara lisan maupun tulisan. Informasi yang disampaikan melalui laporan juga bisa bermacam-macam isinya, tergantung kebutuhan. Mulai dari informasi berita, keterangan, pemberitahuan, hingga pertanggungjawaban. Fakta yang disajikan dalam laporan pun tentunya berdasarkan keadaan objektif yang telah dialami sendiri oleh orang yang bertugas membuat laporan. Terutama saat ia melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan.

Sobari (2012) menjelaskan bahwa laporan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis dan pernyataan formal tentang hasil penelitian atau hal apa saja yang memerlukan informasi pasti yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan atau diharuskan. Harjono (2018) menjelaskan bahwa laporan yang baik menuntut kepakaran dalam menulis. Salah satu kepakaran yang harus dimiliki oleh penulis adalah kemahiran dalam mengungkapkan gagasan secara tepat dan akurat melalui bahasa yang efektif. Artinya, gagasan yang dituangkan dalam laporan harus dapat dimengerti oleh pembaca secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya.

Selain itu, laporan merupakan suatu sarana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan dapat berbentuk secara lisan dan tertulis. Laporan ilmiah merupakan sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dalan suatu kesempatan.


2.   Jenis-jenis Laporan

a.   Jenis Laporan berdasarkan waktu

1)   Laporan berkala adalah laporan yang dibuat secara periodik atau rutin dalam jangka waktu tertentu (laporan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).

2)      Laporan insidental adalah laporan yang dibuat apabila diperlukan.

b.   Jenis Laporan berdasarkan bentuk

1)      Laporan berbentuk surat adalah laporan yang dibuat secara tertulis dalam bentuk surat, isinya antara satu sampai empat halaman.

2)  Laporan berbentuk naskah adalah laporan disampaikan dalam bentuk naskah, baik naskah pendek maupun panjang.

3)   Laporan berbentuk memo adalah laporan yang ditulis menggunakan memo. Umumnya isi laporan pendek.

c.   Jenis Laporan berdasarkan penyampaian

1)      Laporan lisan adalah laporan yang disampaikan secara langsung

2)      Laporan tertulis adalah laporan yang dibuat dalam bentuk tulisan (rangkaian kalimat dan angka).

3)    Laporan visual adalah laporan yang disampaikan melalui penglihatan atau media lainnya seperti presentasi.

d.   Jenis Laporan berdasarkan sifat

1)  Laporan biasa adalah laporan yang isinya bersifat biasa dan tidak rahasia, sehingga jika laporan terbaca orang lain tidak menimbulkan dampak negatif

2)   Laporan penting adalah laporan yang isinya bersifat penting dan rahasia, sehingga hanya orang tertentu saja yang boleh mengetahuinya.

e.   Jenis Laporan berdasarkan isinya

1)     Laporan informatif adalah laporan yang isinya hanya berisi informasi saja

2)  Laporan rekomendasi adalah laporan yang isinya bersifat penilaian sekilas tanpa adanya pembahasan lebih lanjut

3)      Laporan analisa adalah laporan yang isinya berupa hasil analisa secara mendalam

4)    Laporan kelayakan adalah laporan yang isinya berisi tentang hasil penentuan kelayakan atau pemilihan mana yang terbaik

5)    Laporan pertanggungjawaban adalah laporan yang berisi pertanggungjawaban tugas seseorang atau kelompok kepada atasan yang memberi tugas tersebut.

  3.   Sistematika Laporan

Sistematika laporan berdasarkan bentuknya:

1)  Bentuk Populer

Bentuk ini lazim digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan, dan disukai karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Bentuknya manasuka dan pada umumnya dijumpai di media massa cetak maupun elektronik. Adapun cara penyajiannya meliputi; (1) Pendahuluan, (2) Inti atau Isi, dan (3) Penutup.

a.   Pendahuluan, bagian ini menguraikan hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan memberikan acuan terhadap permasalahan yang dibahas, misalnya menonjolkan hal-hal kontroversial atau belum tuntas dalam permbahasan permasalahan terkait dalam artikel-artikel atau naskah lain yang telah dipublikasikan.

b.   Inti atau Isi, isi bagian ini sangat bervariasi, berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Kupasan yang argumentatif, analitik, dan kritis serta sistematika yang runtut dan logis serta berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Isi bagian ini jangan terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif seperti halnya diktat atau laporan.

c.   Penutup, penutup biasanya berisi tentang kesimpulan atau penegasan penulis atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya atau menampilkan segala yang telah dibahas terdahulu secara ringkas.

2)  Bentuk Semiformal

Bentuk ini lazim digunakan dalam laporan buku, wawancara, diskusi, dan laporan kunjungan. Secara garis besar, struktur karya ilmiah semiformal terdiri atas:

a)      halaman judul,

b)      kata pengantar,

c)      daftar isi,

d)      pendahuluan,

e)      pembahasan,

f)       simpulan,

g)      daftar pustaka.

 

3)  Bentuk Formal

Laporan bentuk ini disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, yakni meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Judul

b) Halaman pengesahan

c) Kata pengantar

d) Abstrak

e) Daftar isi

f) Bab pendahuluan

g) Bab telaah kepustakaan atau kerangka teoritis

h) Bab metode penelitian

i) Bab pembahasan hasil penelitian

j) Bab simpulan dan rekomendasi

k) Daftar Pustaka

l) Lampiran-lampiran

m) Riwayat Hidup


  CONTOH TEKS RAGAM BAHASA   1.       Teks 1 Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan atas rahmat...