Ibu
Karya: D. Zamawi Imron
Kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama
reranting
hanya mata air air matamu
ibu,
yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu
dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari
kerinduan
lantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan
aku di sini
saat bunga kembang
menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit,
kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun
kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci
lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar
pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan
kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu
ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan
kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu
datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan
telah kukenal
ibulah itu bidadari yang
berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit
biru
dengan sajakku.
(Sumber: Antologi Puisi
Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar