KARYA
SASTRA MELAYU KLASIK (HIKAYAT)
A.
Pengertian
Sastra
melayu klasik atau disebut juga dengan sastra melayu lama merupakan sastra yang
hidup dan berkembang di daerah melayu, yang merupakan bagian dari cerita rakyat
yang hidup dan berkembang di daerah melayu.
Sastra melayu klasik tercipta dari suatu ajaran atau ucapan (lisan),
yang bermula pada abad ke-16 Masehi. Sastra melayu klasik merupakan gambaran
keadaan masyarakat lama yang masih berpola pikir sederhana dan masih sangat
dikuasai oleh kepercayaan gaib dan kesaktian. Disebut sebagai sastra melayu
klasik karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Pengertian
lain sastra
melayu klasik merupakan gambaran keadaan masyarakat lama, yang masih berpola
pikir sederhana dan sangat dikuasai kepercayaan gaib dan kesaktian.
B.
Ciri-Ciri
Sastra Melayu Klasik
Ciri-ciri
sastra melayu klasik adalah sebagai berikut :
1) Bahasa
melayu lama, maksudnya adalah karya-karya sastra melayu klasik banyak
menggunakan bahasa melayu lama.
2) Anonim
atau onomatope, maksudnya adalah nama pengarang dalam sastra melayu klasik
tidak dicantumkan dalam karya sastra tersebut.
3)
Komunal,
maksudnya adalah karya sastra melayu klasik merupakan milik bersama.
4) Tradisional,
maksudnya adalah sastra melayu klasik mempertahankan adat kebudayaan setempat.
5)
Pralogis,
maksudnya adalah cerita-cerita dalam sastra melayu klasik banyak diwarnai oleh
hal-hal gaib dan tidak masuk akal.
6)
Kurang
dinamis, maksudnya adalah perubahan dan perkembangan sastra melayu klasik
sangat lamban.
7) Simbolis,
maksudnya adalah peristiwa-peristiwa dalam karya sastra melayu klasik banyak
disajikan dalam bentuk lambang.
8) Didaktis,
maksudnya adalah karya sastra melayu klasik memberikan pendidikan kepada
pembacanya, baik moral ataupun relijius.
9) Imitatif,
maksudnya adalah karya sastra melayu klasik bersifat meniru (imitatif) yang
diwariskan secara turun temurun.
10) Istana sentris, maksudnya adalah
peristiwa yang diceritakan dalam karya sastra melayu klasik sebagian besar
tentang kehidupan istana.
11) Berkembang secara lisan, maksudnya
adalah karya sastra melayu klasik disebarkan secara lisan atau dari mulut ke
mulut.
12) Universal, maksudnya adalah isi pesan
dari karya sastra melayu klasik berlaku kapanpun, dimanapun, dan bagi siapapun.
C.
Jenis-jenis
Karya Sastra Melayu Klasik
1)
Dongeng
adalah suatu karya sastra prosa yang isinya hanya khayalan, hanya ada dalam
fantasi pengarang. Dongeng dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Fabel,
adalah dongeng tentang kehidupan binatang. Cerita dalam fabel dimaksudkan untuk
menjadi teladan bagi kehidupan manusia pada umumnya.
b) Legenda,
adalah dongeng yang dikaitkan atau dihubungkan dengan keajaiban alam atau
terjadinya suatu tempat, yang setangahnya mengandung unsur sejarah.
c) Mite
(Mythe) atau Mitos, adalah dongeng yang berhubungan hal-hal yang berkaitan
dengan kepercayaan animisme, misalnya
berkaitan dengan cerita tentang dewa, makhluk halus, roh, jin, dan lain
sebagainya.
d) Sage,
adalah dongeng yang mengandung unsur sejarah meskipun tidak seluruhnya
berdasarkan sejarah.
e) Farabel,
adalah dongeng tentang binatang atau benda-benda lain yang mengandung nilai
pendidikan. Binatang atau benda tersebut hanya merupakan perumpamaan atau
lambang saja. Peristiwa ceritanya merupakan kiasan tentang pelajaran kesusilaan
dan keagamaan.
2)
Hikayat
adalah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, dongeng, cerita,
maupun sejarah. Hikayat pada umumnya mengisahkan tentang kehebatan seseorang
lengkap dengan kesaktian, keanehan, serta mukjizat tokoh utamanya.
3)
Tambo
adalah cerita sejarah yang merupakan cerita tentang kejadian atau asal usul
keturunan raja.
4)
Wira
carita adalah sebuah cerita yang tokok utamanya merupakan seorang ksatria yang
gagah berani, pandai berperang, dan selalu memperoleh kemenangan.
5)
Matra
adalah doa yang diucapkan oleh seorang dukun atau pawang dalam keadaan trance
atau kerasukan. Mantra juga dapat berarti serangkaian kata yang mengandung rima
dan irama yang dianggap mengandung kekuatan gaib, yang biasanya diucapkan oleh
seorang dukun atau pawang untuk melawan atau menandingi kekuatan gaib lainnya.
6) Bidal
adalah pepatah atau peribahasa dalam satra melayu klasik yang kebanyakan berisi
sindiran, peringatan, nasehat, dan sejenisnya. Yang termasuk dalam kategori
bidal adalah :
7) Gurindam
adalah satu bentuk puisi melayu klasik yang terdiri dari dua beris kalimat
dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
8)
Syair
adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.
Kata syair berasal dari bahasa Arab, yaitu syu'ru yang artinya perasaan. Syair
seringkali hanya mengutamakan isi. Ciri-ciri syair adalah :
9)
Karmina
atau dikenal juga sebagai pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua
baris.
10) Seloka adalah satu bentuk puisi melayu
klasik, yang berisikan pepatah atau perumpamaan yang mengandung senda gurau,
sindiran bahkan ejekan. Seloka biasanya ditulis empat baris memakai bentuk
pantun atau syair, terkadang ditemui juga seloka yang ditulis lebih dari empat
baris.
11) Pantun adalah sejenis puisi yang
terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata,
persajakan, dan isi).
12) Talibun, adalah pantun yag terdiri
lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan
sampiran, dan separoh lainnya merupakan isi.
13) Stanza adalah sajak delapan seuntai
yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga
dengan oktaf tidak beraturan.
14) Soneta berasal dari bahasa Italia,
yaitu "sonetto" yang merupakan adaptasi dari bahasa Latin
"sono" yang berarti bunyi atau suara.
D. Hakekat Hikayat
1. Pengertian Hikayat
Pengertian
hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang memiliki bentuk prosa yang
didalamnya mengisahkan mengenai kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan
atau pun juga orang-orang ternama dengan segala kegagahan, kehebatan, kesaktian
ataupun juga kepahlawanannya. Selain dari itu, dalam hikayat tersebut juga
diceritakan mengenai kekuatan, mukjizat dan semua tentang keanehannya.
Hikayat
tersebut berasal dari bahasa Arab, yakni “haka” yang memiliki arti “bercerita
atau menceritakan”. Fungsi hikayat adalah sebagai pembangkit semangat,
penghibur “pelipur lara”, atau juga hanya untuk meramaikan sebuah pesta.
2. Ciri-Ciri dan Karakteristik Hikayat
a. bahasa yang digunakan pada hikayat itu
adalah bahasa Melayu lama
b. Istana sentries, Pusat ceritanya itu
berada didalam lingkungan istana. Hikayat tersebut seringkali bertema dan
berlatar kerajaan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan
ialah raja serta Pangeran (anak raja). Selain dari itu, latar tempat dalam
cerita ini adalah negeri yang dipimpin oleh raja dalam suatu kerajaan.
c. Pralogis (kemustahilan), banyak cerita
yang terdapat pada hikayat tidak bisa untuk di terima oleh akal. kemustahilan
dalam teks, baik dari segi bahasa ataupun juga dari segi cerita. Kemustahilan
ini berarti hal yang tidak logis atau juga tidak bisa diterima nalar. Contoh
Seperti : bayi lahir disertai pedang dan
panah, seorang putri keluar dari gendang
d. Statis, Dalam Hikayat ini memiliki
sifat yang kaku dan juga tetap.
e. Kesaktian dan kemustahilan, Seringkali
kita dapat menemukan kesaktian dan kemustahilan pada para tokoh dalam hikayat.
f. Anonim berarti tidak diketahui dengan
secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan karena
cerita yang disampaikan itu secara lisan. artinya tidak jelas siapa yang
membuat/mengarang hikayat tersebut
g. Arkais, Menggunakan kata arkhais,
Bahasa yang digunakan pada masa lampau. Jarang dipakai/tidak lazim digunakan
dalam komunikasi pada masa kini.Contoh : hatta, maka, titah, upeti, bejana,
syahdan serta juga sebermula.
3. Unsur Intrinsik Hikayat
a. Tema, merupakan suatu gagasan yang
mendasari sebuah cerita.
b. Latar, adalah tempat, waktu, serta
situasi/suasana yang tergambar dalam suatu cerita.
c. Alur, merupakan sebuah jalinan
peristiwa dalam sebuah cerita.
d. Tokoh, merupakan pemeran pada cerita.
e. Penokohan merupakan penggambaran watak
dari sang tokoh.
f. Sudut pandang, merupakan pusat
pengisahan darimana sebuah cerita dikisahkan oleh pencerita.
g. Gaya, untuk gaya ini berhubungan
dengan bagaimana cara penulis menyajikan sebuah cerita dengan menggunakan
bahasa serta juga unsur-unsur keindahan lainnya.
h. Amanat, merupakan sebuah pesan yang
disampaikan oleh pengarang dengan melalui sebuah cerita.
4. Unsur Ekstrinsik Hikayat
a. Latar belakang masyarakat adalah
pangaruh kondisi latar belakang yang terdapat di masyarakat yang dapat
mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen. Pengaruh kondisi tersebut
seperti kondisi politik, ideologi, sosial masyarakat, dan kondisi ekonomi
masyarakat.
b. Latar belakang pengarang mencakup
tentang pemahaman, faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah
cerpen. Latar belakang pengarang meliputi sebagai berikut.
1) Riwayat Hidup Pengarang : Pada bagian
ini berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini dapat
mempengaruhi pengarang dalam mengarang cerpen berdasarkan pengalaman pribadi
dari pengarang itu sendiri.
2) Kondisi Psikologis : Kondisi
Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat
mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita. Contohnya seperti jika
pengarang sedang dalam keaadaan sedih, dia akan membuat sebuah cerpen yang
berceritakan sedih juga.
3) Aliran Sastra : Aliran Sastra
berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang guna
menceritakan sebuah cerita dalam cerpen.
c. Nilai Nilai Yang Terkandung dalam
Cerpen
Seperti
halnya sebuah kisah tentunya cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat
kita ambil sebagai contoh, diantaranya sebagai berikut.
1) Nilai agama berkaitan dengan pelajaran
agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
2) Nilai Sosial berkaitan dengan
pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan
lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
3) Nilai moral berkaitan dengan nilai
yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa
berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral positif (baik).
4) Nilai budaya berkaitan erat dengan
kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.
5) Nilai Pendidikan berkaitan dengan hal
positif yang dapat diteladani.
6) Nilai estetika berkaitan dengan
keindahan bahasa (majas).
7) Nilai Politik berkaitan dengan
kekuasaan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar